Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia masih tinggi dan penyebab kematian Ibu dan Bayi
baru lahir sangat komplek. Beban ganda karena penyakit lama, kecelakaan,
penyakit endemis, bencana alam menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan
bersama-sama bukan hanya insane kesehatan saja. Masih banyaknya kasus kematian
ibu dan anak di Kabupaten Lumajang merupakan masalah yang tak kunjung usai,
disamping itu kasus penyakit menular mulai bermunculan kembali setelah lama tak
nampak. Penyakit tidak menular kian hari kian meningkat memerlukan uluran
tangan dan aksi nyata semua pihak. Selain itu Lumajang merupakan Kabupaten yang
memiliki potensi bencana yang paling komplit mulai dari gunung meletus, gempa
bumi, tsunami, banjir, tanah longsor dsb.
Untuk itu perlu adanya perubahan perilaku
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, perlu peningkatan akses pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, perlu adanya kemandirian dari masyarakat untuk mengatasi
masalah kesehatan dan kegawatdaruratan/ penanggulangan bencana melalui
pengembangan Usaha kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) serta surveilans
berbasis masyarakat.
Konsep tersebut merupakan konsep dari Desa
Siaga. Desa Siaga dikembangkan sejak tahun 2006 yang dijadikan sebagai program
yang dilaksanakan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan berbasis
pemberdayaan dan upaya mendekatkan akses layanan kesehatan melalui pengembangan
Pos kesehatan desa (Poskesdes). Saat ini Desa Siaga berkembang lebih luas,
yakni menyiapkan masyarakat yang aktif dan mandiri mengenali masalah serta
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di desa masing-masing.
Untuk itu Puskesmas Pasirian menyelenggarakan
pelatihan bagi tujuh puluh pengurus desa siaga yang diwakili oleh sepuluh orang
dari masing-masing desa yang berjumlah tujuh desa. Pelatihan tersebut
dilaksanakan dua hari yakni tanggal 06 dan 07 Februari 2018 di Gedung Pertemuan
Puskesmas Pasirian. Tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan pengurus desa siaga dalam menyelenggarakan desa siaga.
|
Sambutan Sekretaris Kecamatan |
|
Pemaparan Profil Desi oleh Kepala Puskesmas |
Acara dibuka oleh Sekretaris Kecamatan
Pasirian selaku pengurus Pokjanal Desa Siaga tingkat Kecamatan. P. Solikin
(nama akrab beliau) dalam sambutannya berharap semua desa menjadi desa siaga
yang berkualitas mengingat status akreditasi Puskesmas Pasirian sudah mencapai
Utama, sehingga desa siaga paling tidak harus bisa mencapai paling tidak strata
Purnama.
Kepala Puskesmas Pasirian dr. Miftachul Ulum
memaparkan profil Desa Siaga di Wilayah kerja Puskesmas Pasirian masih
mayoritas Pratama dan hanya satu desa yang telah mencapai Purnama yakni Desa
Selok Awar-Awar. Target Renstra Provinsi Jawa Timur menyebutkan bahwa Desa
Siaga Purnama/Mandiri harus 14% dari jumlah desa siaga, namun kita berharap
semua desa bisa PURI (Purnama/Mandiri). Harapannya setelah pelatihan ini
pengurus desa siaga lebih aktif lagi menggerakkan Desa Siaga sehingga derajat
kesehatan masyarakat dapat meningkat.
Setelah paparan Kepala Puskesmas, peserta diminta
untuk menuliskan harapannya dan menempelkannya di Pohon Harapan. Banyak sekali
harapan dari peserta yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan tersebut.
Rata-rata mereka menginginkan dapat menyelenggarakan Desa Siaga Lebih Baik. Kesimpulan dari himpunan harapan tersebut adalah menginginkan desa siaganya
menjadi purnama/mandiri sehingga derajat kesehatan masyarakat juga meningkat.
|
Materi Administrasi dan Manajemen Desa Siaga oleh Bidan Suniyah |
|
Materi Permasalahan Kesehatan Ibu dan Anak oleh Bidan Nurul Indah |
Materi
yang diberikan sangat menarik dan merupakan poin penting dalam penyelenggaraan
Desa Siaga. Pada hari pertama dimulai dengan materi administrasi Desa Siaga
yang disampaikan oleh Bidan Suniyah yang telah menjadi bidan desa selama tujuh
belas tahun di Desa Madurejo. Beliau menyampaikan manajemen dan administrasi
yang dibutuhkan dalam desa siaga serta memberikan contoh pada peserta dan
peserta langsung mempraktekkannya. Materi kedua disampaikan oleh Bidan Nurul
Indah Hidayati yang juga berpengalaman membina Desa Siaga Sememu hingga menjadi
Desa Siaga percontohan di Kabupaten Lumajang pada saat awal berdirinya Desa
Siaga. Beliau memaparkan masalah kesehatan ibu dan anak sebagai latar belakang
terbentuknya Desa Siaga.
|
Materi P4K oleh Bidan Yuyun Setyaningsih |
|
Materi Donor Darah oleh dr. Lya Aristini |
Materi ketiga disampaikan oleh Bidan Yuyun
Setyaningsih, yang memaparkan konsep P4K yakni Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi. Setelah diberikan materi P4K ada rencana tindak
lanjut yang harus dilakukan oleh peserta yakni pendataan Ibu Hamil dengan
stiker P4K, Pendataan Ibu Nifas dengan Kontrasepsi Pasca Persalinan, Data Ibu
Hamil dengan ambulan pengantar, data ibu hamil yang diperiksa darah serta calon
pendonornya, dan yang terakhir adalah data ibu hamil dengan tabungan bersalin.
Materi terakhir dihari pertama ditutup oleh dr. Lya Aristini yang menyampaikan
pentingnya kegiatan donor darah dalam penyelenggaraan P4K dan Desa Siaga.
Peserta sangat antusias mengikuti tahapan kegiatan di hari pertama terbukti
dengan diajukannya banyak pertanyaan dari peserta. Panitia menyiapkan papan
“JAWARA” untuk meningkatkan keaktifan peserta yakni setiap peserta yang
bertanya atau menjawab pertanyaan mendapatkan poin, poin terbanyak akan
mendapatkan doorprise.
|
Penyampaian Materi Siaga Bencana oleh dr. Syaiful Ihsan |
Pada hari kedua materi pertama disampaikan
oleh dr. Syaiful Ihsan dengan Materi Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana dalam
Penyelenggaraan Desa Siaga. Beliau menekankan pada kegiatan pra bencana untuk
mengurangi dampak kerugian akibat bencana. Hal yang sangat perlu dilakukan adalah
membentuk struktur kebencanaan dan membuat peta rawan bencana sehingga
penanganan pra bencana dapat dilakukan dengan baik. Beliau juga memberikan
contoh alur pelaksanaan rencana kontinjensi bencana sehingga masyarakat lebih
siap siaga dalam menghadapi ancaman bencana.
|
Penyampaian Materi PPGD oleh dr. Bagas |
Materi kedua disampaikan oleh dr. Bagas yang
merupakan dokter internship alumni FK UGM. Beliau memberikan materi terkait
Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) yang langsung dipraktekkan oleh
peserta sehingga ilmu yang diberikan dapat dilaksanakan langsung oleh peserta
pelatihan. kemudian dilanjutkan dengan materi Triase dan Penyelamatan Korban
oleh dr. Fendi yang juga dokter internship. dr. Fendi memberikan materi
prioritas penyelamatan korban jika ada bencana dengan konsep triase, yakni Korban
bencana diberi tanda dengan gelang dengan warna yang berbeda yakni gelang hitam
untuk korban meninggal dunia, gelang merah untuk korban luka atau cedera berat,
gelang warna kuning untuk korban luka atau cedera sedang, gelang warna hijau
untuk korban luka atau cedera ringan. Selain itu beliau juga mempraktekkan cara
evakuasi korban bencana menggunakan tandu sederhana hingga ke ambulan.
|
Penyampaian Materi Triase oleh dr. Fendi |
Pelaksana kegiatan
ini, Moh. Riyan Basofi, S.KM menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan
rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas desa siaga di
Wilayah Kerja Puskesmas Pasirian. Pada tahun 2017 kita telah berusaha
meningkatkan kelembagaan dan keterlibatan lintas sektor yang ditandai dengan
terbentuknya Pokjanal Desa Siaga Kecamatan dan Forum Masyarakat Desa di Semua
desa. Pada tahun 2018 ini kita berharap desa siaga sudah berjalan dan
memperbaiki kualitasnya sehingga fokus kegiatan pada tahun ini ada peningkatan skill pada pengurus Desa Siaga sehingga
Desa Siaga dapat berjalan dengan baik.
Kegaiatan ini melibatkan semua lintas program UKM dan UKP serta lintas sektor
terkait. sehingga ke depan Desa Siaga ini dapat berjalan sesuai dengan Petunjuk
Teknis yang telah ada.
__Promkes-Puspa__