Pada hari Kamis pagi sekitar pukul 06.30 WIB seluruh aktivitas penduduk di Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang berjalan normal. Pagi yang cerah, suara kicau burung
menyambut suasana pagi di desa Condro. Masyarakat melakukan
aktivitas seperti biasanya, seperti aktivitas di kebun, buruh, guru, bersekolah, bertani, dan lain sebagainya. Geliat perekonomian pun berjalan normal.
Tiba-tiba kehidupan masyarakat yang normal tadi di
kejutkan dengan terjadinya getaran serta terdengar suara dentuman yang sangat
keras dan terdengar oleh seluruh warga desa.Situasi masyarakat pada awal
terdengarnya dentuman yang disertai getaran ini panik dan terjadi hiruk pikuk,
anak sekolah, pedagang, petani, guru dan juga seluruh warga, lari berhamburan
untuk menyelamatkan diri. Gunung Tambuh menyemburkan lava pijar disertai
abu vulkanik yang tebal menyelimuti warga Pasirian.
Warga
sekitar Gunung Tambuh menjadi korban pertama dalam kejadian tersebut karena
tidak dapat menyelamatkan diri mengingat tempat tinggal mereka berjarak kurang
dari 300 m dari pusat letusan. Hingga saat ini tercatat satu orang meninggal,
sembilan orang luka berat, enam belas orang mengalami luka sedang, dua puluh
tiga orang luka ringan dan dua orang mengalami gangguan psikologis.
Penyelamatan
korban bencana berlangsung heroik, tim desa siaga dari tujuh desa langsung
turun ke lokasi kejadian setelah bencana mulai mereda. Tercatat ada 70 relawan
desa siaga melakukan pertolongan pertama gawat darurat (PPGD) dan evakuasi
korban bencana dan langsung membawa ke posko kesehatan.
Evakuasi
korban berjalan lancar mengingat mereka sudah terampil dan terlatih PPGD.
Menggunakan tandu darurat, dan peralatan medis sederhana mereka sangat cekatan
memilah korban dengan konsep triase. Korban bencana diberi tanda dengan gelang
dengan warna yang berbeda yakni gelang hitam untuk korban meninggal dunia,
gelang merah untuk korban luka atau cedera berat, gelang warna kuning untuk
korban luka atau cedera sedang, gelang warna hijau untuk korban luka atau
cedera ringan.
Untuk
korban yang mengalami luka mereka langsung memberikan bantuan rawat luka, untuk
korban patah tulang mereka melakukan pembidaian, korban tidak sadarkan diri
diberikan bantuan dengan cara pijat jantung hingga korban membaik. Setelah
melakukan pertolongan pertama mereka langsung mengevakuasi korban menggunakan
tandu sederhana untuk dibawa ke posko kesehatan menggunakan ambulan
masing-masing desa yang telah siaga di tempat kejadian.
Itulah
skenario lapangan yang dilakukan dalam kegiatan pelatihan PPGD dan Kesiapsiagaan
Bencana bagi 70 pengurus Desa Siaga yang diselenggarakan oleh Puskesmas
Pasirian.
|
Brifing bagi relawan tanggap bencana |
|
Lokasi simulasi |
|
Komandan relawan menginformasikan pada korban bencana agar berjalan mendekati sumber suara |
|
Ambulan desa siag siaga |
|
Korban bencana histeris karena runtuhan letusan gunung Tambuh |
|
Proses evakuasi ke posko kesehatan |
|
Tim relawan Desa Siaga melakukan evakuasi korban |
|
Pertolongan Pertama dilakukan oleh Tim Desa Siaga |
|
Evakuasi korban bencana ke ambulan |
|
Penanganan korban di posko kesehatan |
|
Evakuasi korban menggunakan tandu darurat |
|
Pendataan korban dengan konsep triase |
__Promkes-Puspa__
Tidak ada komentar:
Posting Komentar