Setiap Bulan Februari dan
Agustus semua balita diberikan kapsul vitamin A secara gratis di Posyandu,
PAUD, bahkan di fasilitas kesehatan seperti Ponkesdes, Pustu dan Puskesmas.
Kegiatan tersebut dikenal dengan bulan Vitamin A. Dilatarbelakangi oleh Permasalahan
Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar di seluruh dunia
terutama di Negara berkembang termasuk Indonesia dan dapat terjadi pada semua
umur terutama pada masa pertumbuhan. Salah satu dampak kurang vitamin A adalah
kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan s/d 4 tahun yang
menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang.
Kurang Vitamin A pada anak
biasanya terjadi pada anak yang menderita Kurang Energi Protein (KEP) atau gizi
buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangat kurang,termasuk zat gizi mikro
dalam hal ini vitamin A. Anak yang menderita kurang vitamin A mudah sekali
terserang infeksi seperti infeksi saluran pernafasan akut,campak,cacar
air,diare dan infeksi lain karena daya tahan anak menurun. Namun masalah
kekurangan vitamin A dapat juga terjadi pada keluarga dengan penghasilan cukup.
Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu tentang
gizi yang baik. Gangguan penyerapan pada usus juga dapat menyebabkan kekurangan
vitamin A (www.dinkes.kalteng.go.id).
Bulan Vitamin A di Kabupaten Lumajang dikenal dengan istilah “Bulan Timbang” atau Bulan Intensifikasi Penimbangan yaitu kegiatan yang bertujuan untuk melakukan deteksi dini dalam upaya menemukan masalah yang berkaitan dengan gizi. Aktivitas kegiatan di bulan timbang meliputi penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, serta pemberian vitamin A kepada bayi dan balita.
Posyandu sebagai layanan
kesehatan pertama yang ada di tengah-tengah masyarakat memiliki andil terbesar
dalam mencegah permasalahan gizi. Kader Posyandu aktif dalam melaksanakan
kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan Ibu dan Anak. Pada bulan timbang,
kader Posyandu juga berperan penting dalam pelaksanaan penimbangan dan
pemberian vitamin A. Konsep posyandu adalah UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat) yakni dari, oleh, dan untuk masyarakat. Begitu pula dengan UKBM
yang lain termasuk SBH (Saka Bakti Husada) turut turun ke lapangan sebagai
kegiatan Bakti Masyarakat. Kegiatan tersebut merupakan lanjutan (praktek)
setelah mendapatkan bekal materi di pangkalan.
Pada tanggal 11 Februari
2017 tepatnya di Posyandu Kebonan Pasirian, Kader SBH dr. Wahidin Sudiro Husodo
mengikuti kegiatan bulan timbang bersinergi dengan Kader Posyandu. Hal ini
membuktikan bahwa UKBM tidak terkotak-kotak. Justru UKMB saling berkaitan
antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Firda, salah satu anggota SBH
mengatakan bahwa “Saya sangat senang dilibatkan dalam kegiatan tersebut kak,
karena bisa mengaplikasikan yang saya pelajari selama ini. Selama ini saya suka
bingung kapsul biru untuk usia berapa? yang merah untuk usia berapa?, tapi
sekarang sudah tidak lagi”
Sasaran program ini adalah
balita dari usia 6 bulan sampai dengan 59 bulan. Vitamin A yang dibagikan
adalah vitamin A dosis tinggi. Ada 2 jenis vit A yang diberikan yaitu yang biru
(100.000 IU) untuk bayi usia 6 sd 11 bulan, dan yang merah (200.000 IU) untuk
usia 12 sd 59 bulan.
Mengkonsumsi vitamin A bagi
balita sangat banyak manfaatnya, seperti :
• Meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan diare.
• Membantu proses
penglihatan dalam adaptasi terang ke tempat yang gelap.
• Mencegah kelainan pada sel
–sel epitel termasuk selaput lender mata.
• Mencegah terjadinya proses
metaplasi sel –sel epitel sehingga kelenjar tidak memproduksi cairan yang dapat
menyebabkan kekeringan mata.
• Mencegah terjadinya
kerusakan mata hingga kebutaan.• Vitamin A esensial untuk membantu proses
pertumbuhan.
Vitamin A tidak dapat dibuat
oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh. Sebagian besar berasal dari
produk hewani seperti daging, telur, susu dan hati, serta beberapa makanan
nabati yang mengandung beta-karoten (pro-vitamin A, yang oleh tubuh diubah
menjadi Vitamin A, yaitu yang berasal dari buah-buahan dan sayur-sayuran
berwarna-warni seperti wortel, bayam, kol, brokoli, semangka, melon, pepaya,
mangga, tomat, dan kacang polong. Sedangkan sumber Vitamin A hasil rekayasa
adalah beberapa produk makanan yang diperkaya (fortifikasi) dengan Vitamin A
antara lain dalam minyak goreng, margarin, susu dan beberapa jenis mie instan.
Ada lagi sumber Vitamin A yang sangat potensial karena gratis, mudah didapat
dan dosisnya mencukupi yaitu Kapsul Vitamin A (www.dinkes.kalteng.go.id).
Sulis Mariyani, Amd.Gz.,
pelaksana Gizi Puskesmas Pasirian mendukung kegiatan tersebut, menurutnya “Kegiatan
ini bagus, bisa jadi bekal untuk adek-adek SBH di masa depan”. Harapannya peran
SBH tidak hanya pada bulan timbang saja, tetapi dalam kegiatan lainnya. Namun kendalanya
adalah jadwal kegiatan sering kali bersamaan dengan jadwal mereka belajar
(sekolah).
Saka Bakti Husada…
Bakti Kita Untuk Semua….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar